Hukum Puasa Syawal 6 Hari Tidak Berurutan
PUASA SUNAH ENAM HARI DI HARI RAYA IDUL FITRI
Hari Raya idul Fitri adalah hari kebahagiaan bagi umat muslim setiap tahunnya di seluruh dunia, karna selama bulan Ramadhan seluruh umat Muslim menjalankan ibadah puasa mulai menahan lapar,haus,capek, bahkan menahan nafsu Syahwat serta ibadah yang lain seperti shalat Tarawih, Tadarus Al-Qur'an dan mengaji kitab kuning bagi kalangan santri di pondok pesantren.
Tentu ketika telah sampai di hari kemenangan melawan syahwat dan melawan hawa nafsu setiap orang mempunyai kebanggaan tersendiri dalam ibadah yang ia kerjakan di bulan Ramadhan.
tak hanya itu bahkan salah satu bentuk kebahagiaan muslim di dunia saat merayakan hari raya Idul Fitri mempunyai adat istiadat yang mungkin bisa di katakan unik, Jika kita lihat di negara kita sendiri indonesia hal unik yang sering kita jumpai saat hari raya idul fitri adalah Ketupat.
yang jelas makanan ini adalah makanan khas umat Muslim indonesia, Namun sebagian muslim yang lain, ada yang lebih memilih untuk melanjutkan ibadah setelah hari raya idul Fitri seperti puasa Enam hari atau dalam istilah kitab Saum Sittah.
Puasa enam hari setelah hari raya idul Fitri termasuk dari Sunnah Nabi Muhammad SAW bahkan banyak di dalam Hadist tentang Riwayah yang menyebutkan hal tersebut.
HADIST KEUTAMAAN PUASA ENAM HARI SETELAH HARI RAYA IDUL FITRI
أخرجه مسلم في صحيحه «عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه أنه حدثه أن رسول الله ﷺ قال من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka dia seperti berpuasa setahun penuh (HR.Imam Muslim)"
dalam Riwayat yang lain juga di sebutkan dengan Lafadz yang berbeda Bahwa Nabi Muhammad SAW Bersabda
رواية « من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال فكأنما صام الدهر
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian di ikuti dengan berpuasa enam hari setelah syawal maka ia seumpama berpuasa setahun penuh".
Puasa Enam Hari di bulan syawal termasuk Sunnah yang dianjurkan Nabi SA karna pahalanya ibaratkan setahun penuh puasa kita di terima.
Namun beberapa dari kita sering timbul pertanyaan, Apakah harus puasa enam hari di bulan syawal di lakukan dengan terus menerus selama enam hari Apakah Boleh berpuasa Syawal namun di pertengahan bulan syawal? Apakah masih mendapat kesunnahan? Apakah Masih Mendapat Pahala?
pertanyaan diatas sangat sering kita dengar di tengah kalangan masyarakat Sebenarnya hal tersebut telah di tulis oleh para Ulama dalam Kitab-kitabnya.
dalam kesempatan ini kita akan mengulas tentang pertanyaan diatas dan semoga menjadi tambahan dalam ilmu pengetahuan kita dalam pandangan hukum agama Islam tentunya.
BOLEHKAH PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL NAMUN TIDAK BERURUTAN?
dalam Kitab Syarah Hadist Imam Sunan Abi Dawud di Sebutkan:
(قال) فى الروضة الندية ظاهر الحديث أنه يكفى صيام ست من شوال سواء أكانت من أوله أم من أوسطه أم من آخره. ولا يشترط أن تكون متصلة به لا فاصل بينها وبين رمضان إلا يوم الفطر ،
المنهل العذب المورود شرح سنن الإمام أبي داود ج١٠ ها ١٩٩
"dalam Raudatun Nadiah di katakan Dohir Hadist menyatakan bahwa cukup hanya puasa enam hari di bulan Syawal, di awal bulan atau pertengahan bahkan di akhir bulan dan tidak di syaratkan harus bersambung dari bulan ramadhan sampai hari ke enam bulan syawal di karnakan tidak ada pembatas antara bulan Ramadhan dan bulan Syawal kecuali hari raya Idul Fitri.
Pengertian tentang pendapat diatas adalah boleh berpuasa Sunnah di Awal bulan Syawal atau pertengahan bahkan di akhir. Namun tidak boleh berpuasa secara langsung setelah melaksanakan shalat idul fitri karna hari raya Idul Fitri adalah pembatas antara bulan Ramadhan dan bulan Syawal, Apabila ingin berpuasa maka berpuasalah sehari setelah hari raya Idul Fitri.
kembali ke Dohir hadist di atas para Ulama' yang lain juga membahas tentang Fadilah (Keutamaan) dalam kesempurnaan Sunnah puasa enam hari bulan Syawal.
Apakah sama antara puasa enam hari bulan Syawal secara urut dan puasa di pertengahan bulan atau di Akhir Bulan?
WAKTU YANG DI UTAMAKAN DALAM PUASA ENAM HARI SETELAH HARI RAYA IDUL FITRI
Menurut Ibn Mubarak dalam Kitab Tuhfatul Ahwadi Syarh Jami' Imam At-Tarmidzi Juz 4 Halaman 456 di katakan
واختار ابن المبارك أن يكون ستة أيام من أول الشهر) أي من أول شهر شوال متوالية
"Ibn Mubarak memilih untuk menganjurkan berpuasa sunah enam hari bulan Syawal di mulai hari pertama sampai hari ke enam secara berurutan.
pendapat diatas lebih mengikuti pandangan Dohir hadistnya di banding soal waktu dan hari sunah berpuasa nya.
dalam kesempatan lain imam An-Nawawi Juga mengomentari tentang masalah ini, beliau menulis dalam kitabnya Al-Minhaj Syarh Sohih Muslim Juz 8 Halaman 56.
ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻨَﺎ ﻭَاﻷَْﻓْﻀَﻞُ ﺃَﻥْ ﺗُﺼَﺎﻡَ اﻟﺴِّﺘَّﺔُ ﻣُﺘَﻮَاﻟِﻴَﺔً ﻋَﻘِﺐَ ﻳَﻮْﻡِ اﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻓَﺈِﻥْ ﻓَﺮَّﻗَﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﺧَّﺮَﻫَﺎ ﻋَﻦْ ﺃَﻭَاﺋِﻞِ ﺷَﻮَّاﻝٍ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻭَاﺧِﺮِﻩِ ﺣَﺼَﻠَﺖْ ﻓَﻀِﻴﻠَﺔُ اﻟْﻤُﺘَﺎﺑَﻌَﺔِ ﻷَِﻧَّﻪُ ﻳَﺼْﺪُﻕُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺗْﺒَﻌَﻪُ ﺳِﺘًّﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّاﻝٍ
Ulama' Madzhab Syafii berpendapat yang paling Utama (Afdal) berpuasa sunah enam Syawal secara berurutan sehari setelah shalat idul Fitri apabila memisahkan hari puasanya seperti awal bulan kemudian pertengahan bulan dilanjutkan puasa di akhir bulan maka akan tetap mendapat Keutamaan (Fadilah) puasa karna pada kenyataannya ia telah sempurna melaksanakan puasa sunah enam hari di bulan Syawal.
KESIMPULAN PENDAPAT DI ATAS
kesimpulan tentang pendapat para Ulama' diatas adalah
- Boleh berpuasa di awal bulan atau pertengahan bulan bahkan di akhir bulan dan tetap mendapatkan pahala keutamaan (Fadilah) puasa bulan Syawal sepenuhnya.
- namun lebih Utama (Afdal) untuk melaksanakan puasa sunah bulan Syawal secara berurutan dari hari pertama hingga hari ke enam.
Semoga Artikel ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita yang membaca.
Wallahu A'lam......
Posting Komentar untuk "Hukum Puasa Syawal 6 Hari Tidak Berurutan"