Hakikat Cinta Kepada Allah SWT Kajian Kitab Syarah Nasoihul Ibad Sesi Ke 29
CINTAI ALLAH SWT MELEBIHI DIRIMU SENDIRI
dalam pertemuan kali ini kita membahas tentang Nasehat sesi yang ke 29 dalam kitab Syarh Nasoihul Ibad alal Munabbihat Al-isti'dat Liyaumil Maad Karya imam Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Jawi Albantani.
Nasehat pada sesi 29 ini juga di sampaikan oleh imam Abu bakar bin dalf bin Jahdar Asy-Sibli RA atau terkenal dengan sebutan imam Syibli RA.
pada nasehat yang ke 29 ini imam Syibli menyampaikan tentang hakikat cinta seorang hamba kepada Allah SWT, Beliau Berkata :
اِذَا اَرَدْتَ أَنْ تَسْتَأْنِسَ بِاللهِ فَا سْتَوْحِشْ مِنْ نَفْسِكَ
" Apabila engkau ingin lebih dicintai Allah SWT, maka kalahkan rasa cintamu terhadap dirimu sendiri.
Nasehat ini menunjukan bahwa cinta kepada Allah SWT lebih utama di banding dengan kecintaan pada makhluknya, dan menempatkan Allah SWT dalam hati setiap muslim adalah suatu kemulyaan yang sangat agung.
Ketika seseorang menempatkan Allah SWT dalam hatinya dan ia tanamkan dalam hatinya maka seluruh kebaikan akan ia dapat , tak hanya kebaikan bahkan seluruh sifat terpuji akan tumbuh dan terpancar dalam hidupnya.
Imam Asy-Syibli adalah seorang yang kita sebut namanya diatas, beliau selalu mementingkan urusan Allah SWT di bandingkan mementingkan keperluan pribadinya, setiap sesuatu yang ia lakukan maka disitu ia mengingat Allah SWT, hal ini terbukti dalam sejarah kehidupan imam Asy-Syibli RA yang banyak di tulis oleh para ulama'.
bahkan di dalam kisahnya beliau juga seorang yang sangat penyayang kepada seluruh mahluk Allah SWT termasuk hewan sekaligus, dari sifat yang mulia yang terpancar dari diri imam Asy-syibli Allah Ampuni Dosanya karena Menyelamatkan Seekor kucing yang Kelaparan dan kedinginan.
KEBESARAN RAHMAT ALLAH SWT
"Wahai Hambaku (Asy-Syibli) dengan apa aku mengampuni segala dosamu?
ia menjawab :"Karna Amal Baik ku?
"Bukan,, Kata Allah SWT.
ia kembali menjawab:" dengan segala keikhlasanku dalam beribadah?
"Bukan,, Kata Allah SWT.
ia menjawab :" dengan Ibadah Haji,Puasa dan Shalatku?
"Bukan,, Kata Allah SWT.
ia menjawab :" dengan kunjunganku kepada orang sholeh dan pencarianku dalam ilmu agama?
"Bukan,, Kata Allah SWT.
ia menjawab :" lalu dengan apa engkau mengampuni dosaku Wahai tuhanku?
Allah SWT menjawab :" Wahai hambaku (Asy-Syibli) ingatkah engkau saat berjalan melewati lorong-lorong di kota baghdad saat itu engkau melihat seekor kucing yang sedang kedinginan dan sedang kelaparan, kemudian kau ambil dan kau peluk kucing itu dengan rasa kasih sayang?
Kemudian ia menjawab :" Ya,, Benar wahai Tuhanku aku mengingat kejadian itu.
Allah SWT menjawab :" karena kasih sayangmu kepada Makhluk ku, maka aku menyayangimu dan mengampuni segala dosamu.
Kisah ini menunjukan bahwa imam Asy-Syibli lebih menanamkan sifat kasih sayang Allah SWT dalam hatinya, bahwa Allah SWT maha penyayang kepada seluruh makhluknya.
dalam kisah ini juga kita dapat belajar bahwa Rahmat dan Kasih sayang Allah sangatlah luas dan Agung, sehingga Allah SWT mampu memadamkan api neraka dengan cahaya kasih sayangnya.
kita sebagai muslim tidak boleh berkecil hati atas Nikmat dan Rahmat Allah SWT karena Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Az-Zumar ayat-53 :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Terkadang kita tidak sadar atas besarnya Rahmat Allah SWT, sehingga sering kali kita putus asa akan Nikmat dan Rahmat Allah SWT. padahal jika kita menoleh ke dalam diri kita, maka seluruh yang kita miliki hanya milik Allah SWT.
Namun karena Nafsu & syahwat yang selalu menyesatkan kita, sehingga kita memiliki mata namun bukan untuk melihat nikmat dan Rahmat Allah SWT, kita memiliki pendengaran juga bukan untuk mendengarkan ayat Allah serta perintah dan larangannya, kita memiliki hati bukan untuk menanamkan Allah SWT di dalam hati kita melainkan hanya nafsu dan syahwat. hal demikian adalah kerugian besar bagi kita bahkan akan menjadi siksaan pedih bagi kita di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat-179 :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
KESIMPULAN NASEHAT DI ATAS
- dalam Kisah Imam Asy-Syibli diatas adalah bagaimana kita mencintai Allah SWT melebihi cinta kepada diri kita sendiri serta menempatkan Allah SWT dalam hati kita.
- sebagai hamba Allah jangan pernah untuk berputus asa Atas Rahmatnya, karena Rahmat Allah lebih besar dibanding adzab siksanya.
Wallahu A'lam…..
Posting Komentar untuk "Hakikat Cinta Kepada Allah SWT Kajian Kitab Syarah Nasoihul Ibad Sesi Ke 29"