Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Menjadi Imam Shalat Bersama Anak Kecil Yang Belum Baligh

Hukum Menjadi Imam Shalat Bersama Anak Kecil Yang Belum Balig

Setiap agama memiliki kewajiban masing-masing yang ditentukan oleh kitab suci yang mereka yakini, bagi umat muslim tentu Al-Qur'an menjadi pedoman pertama dalam mengambil dasar hukum setiap beribadah, dan hadist menjadi penguat dalam menjalankan praktek ibadah.

Sebagai muslim kita tau bahwa shalat 5 waktu hukumnya wajib dilakukan dalam keadaan apapun kecuali ada udzur pada diri kita seperti sakit yang tidak memungkinkan untuk melakukan shalat.


shalat di dalam Al-Qur'an di perintahkan secara umum baik dilakukan sendiri atau dilaksanakan secara berjamaah, dan sebaik baiknya shalat adalah yang melaksanakan shalat secara berjamaah, entah dilakukan di rumah atau di masjid bahkan di tempat lainnya yang memungkinkan untuk melaksanakan shalat berjamaah.


Keutamaan Shalat Berjamaah Tepat Waktu


Sebaik baiknya shalat dalam islam adalah shalat yang dilakukan tepat waktu dengan berjamaah, hal ini diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada sahabatnya sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadist dari Ibnu Mas'ud RA :



عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ


Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi SAW: “Amalan apa yang paling baik yang dicintai Allah swt?” Beliau menjawab: “Melaksanakan Shalat pada awal waktunya.” “Lalu apa lagi Wahai Nabi SAW?” Beliau menjawab: “Berbakti pada kedua orang tua.” “Lalu apa lagi wahai Nabi SAW?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah (Jihad di jalan Allah).” (Shahih al-Bukhari bab fadhilah-shalat li waqtihi no. 527).


dalam Hadits lain diriwayatkan oleh sahabat Ibn Umar RA tentang keutamaan shalat berjamaah Beliau Nabi SAW bersabda :



صَلَاةُ الْجَمَا عَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَ عِسْرِيْنَ دَرَجَةً



"Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendiri (HR.Bukhari No.1038)


Shalat berjamaah tentu lebih utama dibanding sholat yang dilakukan sendiri dengan perbedaan pahala dan derajat disisi Allah SWT.

namun terkadang saat kita dirumah kemungkinan yang menjadi makmum adalah keluarga kita sendiri entah itu saudara kita, istri kita atau bahkan anak kita sendiri.


yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika anak kita masih belum baligh (menjadi makmum shalat),?

apakah sah shalatnya?atau malah batal?atau tidak mendapat pahala? disini kita akan membahas tentang hal tersebut sesuai dengan pendapat para Ulama' madzhab Imam Syafi'i.



BAGAIMANA HUKUM MENJADI IMAM SHALAT BAGI ANAK YANG BELUM BALIG ?


Hal demikian sering kita lihat di sekitar kita seperti di masjid saat shalat berjamaah kemudian beberapa saudara muslim kita membawa anaknya ke masjid untuk melaksanakan shalat bersama. hal ini sebenarnya bernilai baik dengan mengajarkan seorang anak untuk lebih giat beribadah saat sudah menjadi dewasa nanti. namun para Ulama' membahas tentang shalat anak tersebut apakah shalatnya sah atau tidak dan mendapat fadhilah shalat atau tidak.


dalam Al-mausu'ah Al-Fiqhiyah Juz 17 Hal:119 disebutkan:


واختلف الفقهاء في انعقاد الجماعة في صلاة الفريضة لو كان الواحد مع الإمام صبيا مميزا، إذ غير المميز لا تنعقد به جماعة بالاتفاق.

فذهب الحنفية والشافعية - وهو رواية عن الإمام أحمد - إلى انعقادها باقتداء الصبي مع حصول فضل الجماعة لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال في الرجل الذي فاتته الجماعة: من يتصدق على هذا ، ولأنه يصح أن يكون إماما، وهو متنفل، فجاز أن يكون مأموما بالمفترض كالبالغ

وعند المالكية - وهو رواية أخرى عن الإمام أحمد - لا يحصل فضل الجماعة باقتداء الصبي في الفرض؛ لأن صلاة الصبي نفل، فكأن الإمام صلى منفردا.

وأما في التطوع فيصح باقتداء الصبي، ويحصل فضل الجماعة، وهذا باتفاق



ada perbedaan pandangan para ahli fiqih dalam masalah shalat jamaah bagi anak kecil, apabila dia telah Tamyiz maka diterima shalat jamaahnya namun apabila ia belum Tamyiz maka tidak diterima shalat jamaahnya menurut kesepakatan Ulama'.


Pandangan Ulama' madzhab Syafi'i dan Hanafi menukil dari Riwayat imam Ahmad Bahwa anak kecil yang belum baligh diterima shalatnya dan mendapat Fadhilah shalat berjamaah berdasarkan Riwayat hadits.

pada dasarnya apabila dia sah menjadi imam shalat sunnah maka sah juga menjadi imam dalam shalat fardhu sebagaimana hukum berlaku bagi anak yang baligh.


menurut pandangan Imam Malik menukil dari riwayat hadits yang lain dari imam Ahmad bahwa anak kecil tidak mendapat Fadhilah shalat jamaah apabila menjadi makmum shalat orang yang dewasa dalam shalat fardhu, dan imam akan dihitung seperti shalat (sendirian) namun apabila shalat sunnah maka anak kecil mendapat fadilah jamaah.


dalam Kitab Al-Majmu' Juz 4 Hal: 145 juga disebutkan masalah ini:


قَالَ الْمُصَنِّفُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - : ( إذَا بَلَغَ الصَّبِيُّ حَدًّا يَعْقِلُ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ صَحَّتْ إمَامَتُهُ ; لِمَا رُوِيَ عَنْ عَمْرِو بْنِ سَلِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : " { أُمِّمْت عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا غُلَامٌ ابْنُ سَبْعِ سِنِينَ } وَفِي الْجُمُعَةِ قَوْلَانِ .



Berkata Al-imam An-Nawawi : Apabila seorang anak telah berakal (Tamyiz) dan dia mampu melaksanakan shalat maka sah ia menjadi imam shalat, berdasarkan Riwayat hadits dari Amr bin Salimah RA bahwa ia berkata : aku pernah menjadi imam shalat saat Rasulullah SAW masih hidup, dan saat itu aku masih dalam usia tujuh tahun.


dari semua pandangan Ulama' diatas tentang permasalahan bagaimana jika makmum shalat kita belum (Tamyiz) atau masih anak-anak sebetulnya sangat simpel, kita fokus kepada pandangan yang disampaikan oleh imam Syafi'i, bahwa dalam Mazhab Syafii anak kecil yang belum (Tamyiz) menjadi makmum shalat tetap akan mendapat fadhilah shalat jamaah 



Kesimpulan Permasalahan ini


disebutkan dalam Kitab Al-Majmu' Juz 4 Hal: 145 tentang kesimpulan masalah ini:



( أَمَّا حُكْمُ الْمَسْأَلَةِ ) فَكُلُّ صَبِيٍّ صَحَّتْ صَلَاتُهُ صَحَّتْ إمَامَتُهُ فِي غَيْرِ الْجُمُعَةِ بِلَا خِلَافٍ عِنْدَنَا ، وَفِي الْجُمُعَةِ قَوْلَانِ ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ دَلِيلَهُمَا ( أَصَحُّهُمَا ) الصِّحَّةُ ، وَهَكَذَا صَحَّحَهُ الْمُحَقِّقُونَ وَلَا يُغْتَرُّ بِتَصْحِيحِ ابْنِ أَبِي عَصْرُونٍ خِلَافَهُ ، وَصُورَةُ الْمَسْأَلَةِ أَنْ يَتِمَّ الْعَدَدُ بِغَيْرِهِ ، وَيَجْرِي الْقَوْلَانِ فِي عَبْدٍ وَمُسَافِرٍ صَلَّيَا الظُّهْرَ ، ثُمَّ أَمَّا فِي الْجُمُعَةِ ; لِأَنَّ صَلَاتَهُمَا الثَّانِيَةَ نَافِلَةٌ كَالصَّبِيِّ



adapun Kesimpulan masalah ini: "Setiap anak kecil (Belum Tamyiz) Sah Shalatnya, termasuk sah shalatnya saat ia menjadi imam shalat. Kecuali dalam shalat Jum'at hal ini sepakat dan tidak ada perbedaan dalam Madzhab Syafi'i.



Tambahan Kesimpulan Pendapat diatas

  • Sah Shalat anak kecil apabila dia (Tamyiz) dan boleh menjadi makmum sholat serta mendapat fadhilah Shalat jika ia sholat berjamaah.
  • Tidak Sah shalatnya apabila dia belum (Tamyiz) dan tidak mendapat fadhilah shalat berjamaah.
  • Tidak sah shalatnya apabila shalat yang ia lakukan adalah shalat jumat

Wallahu A'lam…..


Posting Komentar untuk "Hukum Menjadi Imam Shalat Bersama Anak Kecil Yang Belum Baligh"