Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencintai Allah Dalam Hidup Kita Kajian Kitab Nasoihul Ibad Sesi 30

Mencintai Allah Love allah


Cinta adalah rasa yang Allah tetapkan dalam diri setiap makhluknya, semua makhluk yang hidup didunia ini akan merasakan manis dan pahitnya cinta.

tak hanya manusia dan jin saja yang Allah anugerahi cinta, bahkan hewan Allah berikan cinta dalam dirinya. dalam hidup tidak akan ada kedamaian tanpa dibangun dengan cinta.

kehidupan juga tidak akan sempurna jika dijalani tanpa adanya cinta, dalam islam cinta dijadikan salah satu pokok yang penting dalam menjalani ibadah dan aktivitas, bahkan puncak kehidupan akan tercapai dengan bahagia bersama cinta.


dalam kajian Kitab Syarah Nashoihul Ibad sesi ke 30 ini imam Asy-Syibli kembali memberikan nasihat kepada kita untuk mencintai Allah SWT, beliau berkata:


لو ذقتم حلاوة الوصلة لعرفتم مرارة القطيعة


"Apabila kau telah merasakan manisnya cinta maka engkau akan tahu bagaimana sakitnya kehilangan"


Nasehat ini mencakup berbagai aspek kehidupan kita, karena memang benar apa yang dikatakan imam Asy-Syibli bahwa saat kita merasakan cinta akan terasa bahagia namun saat sudah merasakan perpisahan akan sakit terasa menyayat hati. 

Nasehat diatas bukan ditujukan untuk perihal yang menyangkut dunia namun yang dimaksud nasehat diatas adalah tentang hakikat mencintai Allah dan Rasulnya.


para salaf terdahulu menjalani kehidupan mereka dengan dasar cintai kepada Allah dan Rasulnya, mereka tidak akan memilih sesuatu kecuali Allah meridhoi mereka, dan mereka juga menghabiskan waktunya untuk bermunajah kepada Allah SWT, dalam keseharian mereka selalu bersama Allah dalam tidur dan jaga mereka selalu mengingat kebesaran Allah SWT. sebagaimana yang Allah Firmankan dalam Al-Qur'an:


الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


"Mereka orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS-Al Imran :191)


ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana kehidupan orang-orang yang senantiasa dekat kepada Allah SWT, hingga Allah puji sifat dan perilaku mereka dalam Al-Qur'an.

kehidupan mereka selalu mengedepankan perintah tuhannya dibandingkan mementingkan keperluan pribadinya, saat ibadah mereka bukan mengharap dunia yang hanya sesaat bagi mereka melainkan yang mereka pinta hanya ridho dan ampunan Allah SWT.


berbeda dengan manusia lain, yang senantiasa beribadah untuk kepentingan dunia saja, untuk kepentingan ketenaran dan jabatan. Padahal semua itu akan hancur pada waktu yang Allah tentukan yaitu mati.


Rasulullah SAW sendiri di dalam salah satu doanya selalu meminta kepada Allah dengan Lafadz doa:


اَللَّهُمَ ارْزُقْنيِ لَذَّةَ النَّظَرِ اِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَالشَّوْقِ إِلَى لِقَائِكَ


"Ya Allah,, anugerahkan kepadaku nikmat memandang wajahmu, dan selalu merindukan untuk bertemu denganmu"


dalam beberapa hadits Rasulullah SAW yang ditulis oleh para Ulama memang menjelaskan tentang nikmat surga yang paling agung. dan kenikmatan paling mulia dalam surga hanya ada dua yang melebihi kenikmatan yang lain, yaitu melihat Allah SWT dan hidup bersama Rasulullah SAW di dalam surga. dan ini yang disebut oleh para Ulama dalam kitabnya dengan sebutan "Nikmatul Udzma".


Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang diridhoi Allah dan Rasulullah SAW dan kita ditempatkan di surganya kelak AMIN.


Wallahu A'lam….


Posting Komentar untuk "Mencintai Allah Dalam Hidup Kita Kajian Kitab Nasoihul Ibad Sesi 30"