Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Arah Dan Posisi Imam Berdzikir Setelah Melakukan Shalat?

Bagaimana Arah Dan Posisi Imam Berdzikir Setelah Melakukan Shalat

Shalat berjamaah termasuk fardhu kifayah dalam ajaran islam, selain itu shalat berjamaah termasuk bentuk sempurnanya ibadah shalat kita, karena apabila melakukan shalat sendiri maka pahalanya hanya mendapat satu saja, sedangkan apabila dilakukan dengan berjamaah maka akan mendapatkan 27 pahala (derajat) disisi Allah SWT.

setelah melaksanakan shalat kita lanjut dengan dzikir yang dipimpin oleh imam shalat jamaah. terkadang kita melihat imam saat berdzikir menghadap ke arah kiblat sebagian juga malah membelakangi kiblat.


lalu bagaimana posisi imam saat memimpin berdzikir setelah melaksanakan shalat sesuai dengan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW?

Disini kita akan membahas tentang letak posisi imam saat berdzikir bersama makmum.



BAGAIMANA POSISI IMAM SAAT BERDZIKIR SETELAH MELAKUKAN SHALAT?


Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan dalam shahih Bukhari


ﺳَﻤُﺮَﺓَ ﺑْﻦِ ﺟُﻨْﺪَﺏٍ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﻰ ﺻَﻠَﺎﺓً ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ


dari sumarah bin jundab berkata : "bahwa rasulullah SAW apabila usai melaksanakan shalat beliau menghadap kepada kami (makmum) dengan wajahnya (HR- Imam Bukhari)


dalam riwayat hadist yang lain disebutkan dalam shahih muslim


ﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﻓﺮﻍ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﻳﻤﻜﺚ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻧﻪ ﺇﻻ ﻣﻘﺪﺍﺭ ﺃﻥ . ﻳﻘﻮﻝ : ( ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻧﺖ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﻣﻨﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺗﺒﺎﺭﻛﺖ ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻟﺠﻼﻝ ﻭﺍﻹﻛﺮﺍﻡ )


diriwayatkan dari Aisyah RA: "Apabila rasulullah SAW usai melaksanakan shalat beliau tidak menetap di tempat duduknya kecuali perkiraan beliau membaca "allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzal jalali wal ikrom (HR- imam Muslim)


Dalam kitab Fathul Mu'in disebutkan Oleh Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-malibari tentang arah imam saat berdzikir setelah melakukan shalat


أما الإمام إذا ترك القيام من مصلاه الذي هو أفضل له فالأفضل جعل يمينه إلى المأمومين ويساره إلى القبلة

قال شيخنا : ولو في الدعاء وانصرافه لا ينافي ندب الذكر له عقبها لأنه يأتي به في محله الذي ينصرف إليه


Apabila imam tidak berdiri dari tempat shalatnya kemudian melanjutkan dengan berdzikir, maka paling Afdhal bagian kanan badan menghadap makmum dan bagian kiri menghadap kiblat.


dalam Syarah i'anatut thalibin juga disebutkan 


(قوله: فالأفضل جعل يمينه إلى المأمومين) أي في غير محراب المسجد النبوي، أما هو فيجعل يمينه إليه تأدبا معه - صلى الله عليه وسلم -

هذا معتمد الجمال الرملي، وأما معتمد ابن حجر فهو يجعل يمينه إلى المأمومين وإن كان في المسجد النبوي


قال: كما اقتضاه إطلاقهم


ويؤيده أن الخلفاء الراشدين ومن بعدهم كانوا يصلون بمحرابه - صلى الله عليه وسلم - ولم يعرف عن أحد منهم خلاف ما عرف منه، فبحث استثنائه فيه نظر وإن كان له وجه وجيه، لا سيما مع رعاية أن سلوك الأدب أولى من امتثال الأمر

واستثناه الدميري مع الكعبة المشرفة فقال: إنه يستقبلها وقت الدعاء

وقد نظم ذلك فقال: وسن للإمام أن يلتفتا بعد الصلاة لدعاء ثبتا ويجعل المحراب عن يساره إلا تجاه البيت في أستاره ففي دعائه له يستقبل وعنه للمأموم لا ينتقل وإن يكن في مسجد المدينة فليجعلن محرابه يمينه لكي يكون في الدعا مستقبلا خير شفيع ونبي أرسلا (قوله: ولوفي الدعاء) أي الأفضل جعل يمينه إلخ ولو في حالة الدعاء


"Paling Afdhalnya posisi imam saat berzikir usai shalat adalah menjadikan makmum dibagian kanan apabila sholat diluar masjid nabawi, apabila sholat di masjid nabawi maka makmum dibagian kiri, karena menghormati makam nabi muhammad SAW.

pendapat ini adalah pendapat imam Ar-ramli adapun pendapat imam ibnu Hajar mengatakan posisi kanan imam tetap menghadap makmum, karena melihat dzahir dari riwayat hadistnya.

sebagai penguat pendapat imam ramli bahwa Khulafa' Ar-rasyidin apabila usai melaksanakan shalat maka mereka menjadikan posisi menghadap mihrab dalam berdoa.

berbeda dengan Ad-damiri yang menjadikan ketika berdoa menghadap kiblat dan ketika berdzikir menghadap ke makmum.


Referensi : Kitab I'anah Thalibin :Juz/1 Hal/218

disebutkan juga dengan ibarat yang sama dalam kitab Busyrol karim.


imam ibnu hajar dalam Fatwanya juga mengatakan :


واختار الحافظ ابن حجر في فتاويه أن الإمام إن كان ممن يذكر المأمومين أو يدرسهم أو يفتيهم فأولى أن يستقبلهم وإلا فيستقبل القبلة، قال البلقيني: كما استمر عليه الأئمة في الأمصار ليصير الكل مستقبل القبلة، وقال بعضهم: يستقبلهم في الدعاء


Al-hafidz ibnu hajar dalam fatwanya berpendapat apabila imam dengan tujuan mengajari makmum dalam doa dan dzikir maka lebih utama menghadap kepada makmum, Al balqini berkata : seperti yang dilakukan oleh para imam di mesir yang menjadikan setiap selesai shalat berdzikir dan berdoa menghadap kiblat. dan sebagian berkata bahwa menghadap kiblat dalam doa saja.


Referensi : Kitab Ghoyatut talkhis murod Hal/14.


dalam pendapat lain disebutkan juga oleh ibnu imad :


قول ابن العماد : يحرم جلوسه بالمحراب مردود ويندب فيه يعنى فى الذكر الذى هو دعاء.


Pendapat ibnu imad : bahwa haram apabila duduk membelakangi mihrab (menghadap makmum) dan disunnahkan menghadap kepada makmum dalam berdzikir saja.


Referensi : Kitab Khawasil madani Juz 1/Hal263.



KESIMPULAN PEMBAHASAN


Dalam permasalahan tentang arah imam setelah melaksanakan sholat menjadi perbedaan pendapat para ulama' yang didasari dengan alasan yang kuat.

untuk memahami masalah ini kita fokuskan kepada kesimpulan permasalahan ini.


  • Imam Ibnu hajar mengatakan apabila dengan tujuan mengajarkan makmum berdzikir dan doa maka lebih utama menghadap makmum. apabila tidak maka lebih Afdhal menjadikan makmum di sebelah kanan badan. hal ini berlaku meski bukan di masjid nabawi.
  • Imam Ar-ramli mengatakan menghadap kepada makmum apabila sholat diluar masjid nabawi, apabila di masjid nabawi menghadap dengan badan kanan karena menghormati Rasulullah SAW.
  • pendapat Ad-damiri menghadap makmum kecuali berdoa harus menghadap kiblat.
  • pendapat ibnu imad tidak boleh seorang imam menghadap ke makmum apabila makmum ada perempuan.



Semoga bermanfaat

Wallahu A'lam...


Posting Komentar untuk "Bagaimana Arah Dan Posisi Imam Berdzikir Setelah Melakukan Shalat?"